Bidan Desa Sobontoro Beji Tulungagung Tolak Peredaran Susu Formula Untuk bayi

Siwi Sang Jurnalis Warga Tulungagung sedang wawancara Leli Cristina Bidan Desa Sobontoro dan Ari Murtiningtyas Bidan Koordinator Puskesmas Beji Tulungagung di Puskesmas Beji



Sudah setahun setengah lamanya susu formula (sufor) untuk bayi usia 0-6 bulan dilarang beredar di wilayah kerja Puskesmas Beji, Tulungagung. Pihak Puskesmas dan para bidan desa di wilayah ini telah dengan berani memutus hubungan kontrak dengan distributor sufor.  Upaya bagaimana mencetak para bayi sebagai bibit unggul bangsa, tidak pernah jemu. Sebagaimana yang terjadi di Desa Sobontoro, satu dari delapan desa di wilayah Puskesmas Beji, Tulungagung.

“Pada awalnya memang banyak rintangan,” kata Leli Cristina, Bidan Desa Sobontoro, saat ditemui Jurnalis Warga Tulungagung di Puskesmas Beji. ”Akan tetapi pelan-pelan masyarakat dapat menerima dan semakin menyadari bahwa ASI Eklusif untuk bayi usia 0-6 bulan lebih baik ketimbang pemberian susu formula.”



Sejak keluarnya kebijakan Puskesmas Beji berupa Surat Pemutusan Kontrak dengan distributor susu formula, Leli mengaku semakin percaya diri mengampanyekan pentingnya ASI Eklusif. Apalagi setelah keluarnya Peraturan Bupati Tulungagung No.19 tahun 2013 yang disahkan pada Agustus 2013 tentang Jaminan Pelayanan Persalinan Aman, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eklusif, ia semakin berani mengajak masyarakat terutama para ibu menyusui untuk meninggalkan sufor lalu setia memberikan ASI kepada bayinya tanpa tambahan makanan apapun selama 6 bulan pertama sejak kelahiran.

“Jika menggunakan atau memberikan sufor kepada bayi usia 0-6 bulan, antara lain kekebalan tubuh bayi menjadi lemah. Beda dengan pemberian ASI Eklusif,” terang Leli.

Memang kerap muncul keluhan dari beberapa ibu menyusui, yang mencemaskan habisnya produksi ASI, jika selama 6 bulan terus diberikan pada bayinya.  Padahal, menurut Leli, ASI tidak akan habis meski diberikan terus menerus pada bayi.

Terkait kendala lain setelah pihak Puskesmas Beji mengambil kebijakan berani melarang peredaran sufor, Leli menyampaikan, sebagian banyak keluarga si ibu menyusui, awalnya marah dan sulit menerima jika harus meninggalkan sufor.

“Banyak yang bilang jika bidan tidak mau ngopeni lagi,” ungkap Leli. “Biasanya Sang nenek yang nggremeng atau ngomel, ‘Bu, ini bagaimana. Tidak dimimiki dot, ta’. Jika menghadapi kendala demikian, saya segera memberi penjelasan bahwa telah ada peraturan yang melarang penggunaan sufor untuk bayi usia 0-6 bulan, yaitu Peraturan Bupati Tulungagung.”

Yang menggembirakan, respon dari pemerintah desa Sobontoro, selama ini sangat mendukung setiap program kesehatan terutama yang berkaitan dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dan ASI Eklusif.

“Saya melakukan advokasi pada Kepala Desa dan Alhamdulillah semua program kesehatan di desa Sobontoro seperti pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dan KP-ASI, mendapat dukungan pendanaan dari Pemerintah Desa,” kata Leli.

Sebagaimana bidan praktek lainnya, Leli sebelumnya juga melakukan kontrak kerjasama dengan distributor susu formula. Kata Leli, sasaran utama susu formula memang para bidan yang memiliki banyak pasien. “Dari kontrak itu, saya banyak mendapat hadiah berupa alat elektronik seperti televisi. Tidak ada program umroh,” akunya.

Tetapi setelah pihak Puskesmas Beji memutus kontrak dengan distributor sufor pada bulan Maret 2013 silam,  Leli dan beberapa Bidan Praktek Mandiri (BPM) di wilayah Puskesmas Beji juga segera melakukan hal yang sama. Kemudian giat mengampanyekan pentingnya ASI Eklusif.

Selama ini Leli giat melakukan kampanye dari pintu ke pintu atau mengunjungi rumah para ibu hamil dan menyusui, dalam kegiatan visite masa nifas. “Untuk melakukan monitoring atau pengawasan, serta menyosialisasikan Perbup, saya selalu melakukan kunjungan rutin ke rumah mereka dan memberikan informasi ketika pelaksanaan Posyandu,” katanya.

Mekanisme kunjungan rumah, mulai pada hari pertama kelahiran sampai satu bulan pertama, menurut Ari Murtiningtyas, Bidan Koordinasi Puskesmas Beji, memang menjadi tugas utama para bidan desa, kalau pagi buka Polindes sampai sekitar jam 10, selebihnya kunjungan rumah. Tugas utama para bidan desa memang seperti itu.

Ari menambahkan bahwa kunjungan yang dilakukan para bidan desa tersebut dalam rangka mencari sasaran, baik ibu hamil atau bayi, termasuk nantinya menyangkut ke persoalan ASI Eklusif dan susu formula satu.

SUMBER:
Bidan Desa Sobontoro Beji Tulungagung Tolak Peredaran Susu Formula Untuk bayi Bidan Desa Sobontoro Beji Tulungagung Tolak Peredaran Susu Formula Untuk bayi Reviewed by Unknown on October 09, 2016 Rating: 5

#FBM2017

#FBM2017