Kelompok Pendukung ASI Kecamatan Kauman Tulungagung Rame Rame Dongkrak ASI Eklusif
Forum Peduli KIA di ruang pertemuan Puskesmas Kauman |
Pencapaian ASI Eksklusif Kabupaten Tulungagung dalam tahun 2013 terbilang jeblok. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, Tulungagung masuk 5 besar terendah di Jawa Timur dengan prosentase 60,7%. Karena itu keberadaan Kelompok Pendukung ASI (KPASI) diharapkan mampu mendongkrak capaian ASI Eklusif di Kabupaten yang bersemboyan ayem tentrem mulyo lan tinoto ini.
”KPASI merupakan salah satu kelompok
masyarakat yang dibentuk untuk mendukung tercapainya target pelayanan
KIA terutama dalam hal pemberian ASI eksklusif. Karena itu keberadaannya
diharapkan mampu mendorong para ibu menyusui untuk memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya sejak usia 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai
usia 2 tahun,” kata Sri Wardoyo, Kasi Gizi Dinas Kesehatan Tulungagung
dalam pertemuan Forum Peduli KIA di ruang pertemuan Puskesmas Kauman,
Senin, 6/10, silam.
Acara yang merupakan hasil kerjasama
antara Kinerja-USAID dengan pemerintah Kabupaten Tulungagung itu
dihadiri oleh Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator Puskesmas Kauman,
MSF Kecamatan dan Kabupaten, Pemerintah Desa dan tokoh masyarakat desa,
staf Sosbud Bappeda, Jurnalis Warga, Kader Posyandu, Kasi Pemerintahan
Kecamatan Kauman, BPMPD, Fasda LPKP, LPSS, dan LPA.
Pada kesempatan itu Soebandi Rantana
Amisena, ketua Forum Peduli KIA Kauman, mengungkapkan bahwa keberadaan
KPASI di Tulungagung sejauh ini baru terdapat di tiga wilayah kerja
Puskesmas mitra KINERJA-USAID, yaitu wilayah Puskesmas Ngunut, Beji, dan
Puskesmas Kauman. Di masing-masing Puskesmas baru mencakup di tiga desa
binaan. ”Sementara di Kauman, ada tiga desa yang memiliki KPASI, yaitu
Barangsaren, Bolorejo dan Mojosari. Sebagaimana di wilayah lain,
anggotanya terdiri dari TP PKK, kader, bidan desa, ibu hamil juga suami
dan keluarga ibu,” kata pensiunan guru SMP itu.
Di wilayah kerja Puskesmas Kauman,
kegiatan yang sudah dilakukan diantaranya membantu pelaksanaan
penyuluhan ASI eksklusif, IMD dan persalinan aman, serta berperan
memberikan motivasi ASI eksklusif di desa masing-masing.
Akan tetapi keberadaan KPASI di wilayah
kerja Puskesmas Kauman, memiliki beberapa hambatan. Sebagaimana
disampaikan Ana Murgiati, Bidan Koordinator Puskesmas Kauman, satu
hambatan utama yaitu belum semua masyarakat mengetahui KPASI. Sehingga
menurutnya memang perlu adanya kegiatan sosialisasi yang lebih gencar.
”Harapannya KPASI bisa membantu
pemecahan masalah bagi ibu yang kesulitan dalam memberikan ASI
eksklusif, misalkan bayi rewel atau ibu harus bekerja. Karena selama ini
banyak masyarakat ketika ada hambatan pemberian ASI, langsung diberi
susu formula,” kata Ana.
Kendala lainnya juga disampaikan
Soebandi dimana masih banyak anggota KPASI yang belum mengetahui secara
menyeluruh bagaimana proses laktasi. ”Seharusnya seluruh anggota KPASI
lebih mendapat banyak pelatihan tentang ASI supaya lebih percaya diri
saat memberikan motivasi kepada masyarakat,” katanya.
Sementara itu terkait susunan
pembentukannya, dr. Nanik menyampaikan bahwa KP- ASI di wilayah
Puskesmas Kauman dibentuk pada bulan Oktober 2013 yang difasilitasi oleh
Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Tulungagung. Sementara hanya dipilih
tiga desa yaitu Batangsaren, Bolorejo, dan Mojosari.
”Itu karena di tiga desa tersebut sudah
ada kegiatan Kelas Ibu Hamil. Proses dibentuknya, perwakilan peserta
Ketua TP PKK, kader, bidan desa dan ibu hamil. RTLnya memberikan
workshop kepada KP ASI agar memiliki pengetahuan terkait manajemen
laktasi namun belum kami laksanakan,” kata Nanik.
Adapun terkait kampanye pentingnya ASI
Eklusif, masih menurut Nanik, kegiatan penyuluhan di kauman sudah
berlangsung sejak 2012. Menurutnya, ketika pembentukan KP ASI pada tahun
2012, pencapaian ASI ekslusif hanya 2%. Tetapi kemudian pada tahun 2013
meningkat menjadi 44,3% untuk bayi usia 0-5 bulan dan setelah ada
program dari KINERJA-USAID, pencapaian ASI Eklusif di wilayah Kauman
sebesar 35% untuk bayi usia 0-6 bulan. Pada tahun 2014 sampai Agustus
meningkat menjadi 63, 25% .
ASI Eklusif sangat terkait dengan
keberadaan susu formula. Dalam pertemuan itu, Agus, salah seorang
anggota Forum Peduli KIA Kauman menanyakan apakah di wilayah kerja
Puskesmas Kauman masih ada bidan yang memberikan susu formula pada
pasiennya atau tidak.
”Beberapa tahun lalu, kita pernah
membahas Perbup yang menjelaskan salah satu isinya melarang bidan
memberikan susu formula pada ibu yang baru melahirkan. Apakah sudah
terlaksana dan tidak ada lagi bidan yang memberikan susu formula?” tanya
Agus.
Terkait bagaimana promosi susu formula
di wilayah kerja Puskesmas kauman, dr. Nanik mengaku belum banyak
melakukan monitoring. Untuk promosi susu formula oleh bidan, apakah
masih dilaksanakan atau tidak, ia mengaku tidak tahu.
Hanya menurutnya, pihak Puskesmas sudah
mengundang seluruh bidan di wilayah kerja Puskesmas Kauman untuk gencar
menyosialisasikan pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6
bulan sekaligus melarang pemberian susu formula. ”Yang menjadi supervisi
adalah kepala Puskesmas dan bidan koordinator,” katanya.
Menurut Nanik, untuk lebih mendukung
program ASI eksklusif, seharusnya seluruh desa di wilayah Puskesmas
Kauman memiliki KPASI. ”Hanya pembentukan dan pendanaan bukan wewenang
saya,” katanya. ”Tapi akan saya sampaikan pada kepala Puskesmas.”
Sri Wahjoeni, Kabid Kesga Dinas
Kesehatan, juga berharap KPASI tidak hanya berada di tiga desa,
melainkan di seluruh desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kauman.
”Keberadaan KPASI di tiap desa, jelas
sangat membantu upaya Kabupaten Tulungagung meningkatkan pencapaian ASI
Eklusif pada tahun 2014 dan tahun seterusnya,” kata Sri Wahyuni di akhir
acara. (Siwi Sang / Jurnalis Warga Tulungagung]
SUMBER:
Kelompok Pendukung ASI Kecamatan Kauman Tulungagung Rame Rame Dongkrak ASI Eklusif
Reviewed by Unknown
on
October 10, 2016
Rating:
Post a Comment