Jurnalis Warga Menulis Berita Televisi

"Menulis naskah berita televisi sebenarnya sama dengan media cetak. Menggunakan kalimat baku dan memenuhi unsur-unsur penulisan jurnalistik. Hanya dalam penulisan berita televisi mengenal jurus khusus, Easy Listening Formula. Berita media televisi harus mudah didengarkan sidang pemirsa atau pendengar," ungkap Solikhin Bahari, konsultan MNC Group, di hadapan 10 Jurnalis Warga Tulungagung [JWTA] di ruang pertemuan SIGI TV Tulungagung, Sabtu [27/7].

Jurnalis Warga Tulungagung bukan sekadar pewarta untuk media cetak. Setelah dunia peradioan, kini merambah dunia pertelevisian. Langkah pertama sudah dilakukan melalui pelatihan penulisan berita dan teknik menjadi reporter televisi.

Solikhin Bahari menekankan bahwa penikmat siaran televisi berasal dari berbagai ragam latarbelakang. "Dalam penulisan berita televisi, selain bahasanya mudah dipahami pemirsa, juga tidak perlu menggunakan kalimat panjang. Kerap satu alinea hanya berupa satu kalimat. Sehingga dalam media televisi, yang utama adalah gambar audio visual," imbuhnya.

Terkait teknik menjadi reporter televisi, ia menekankan bahwa reporter on the spot on the screen atau peliput langsung di depan kamera, harus menjunjung etika ketika mewawancarai narasumber. "Tetapi pemirsa televisi justru kerap menyukai reporter yang ketika wawancara suka memotong tiba-tiba atau mendebat keras narasumber. Pemirsa juga menyukai reporter yang suka melontar pertanyaan melebihi penuntut umum atau petugas penyelidik. Reporter jenis ini dipandang sebagai cerdas dan berani. Padahal itu menerjang etika. Bagaimanapun hak bicara narasumber harus dihormati ketika sedang berbicara."

Edy Subhan, tim manajemen SIGI TV berharap banyak dengan adanya pelatihan ini dari seluruh Jurnalis Warga Tulungagung dapat mendinamisasikan dan mewarnai keberadaan SIGI TV sebagai media televisi lokal Tulungagung. "Ini sesuai dengan amanat undang-undang pertelivisian nasional, dimana televisi lokal lebih banyak mengeksplor muatan dan potensi lokal, tentunya diupayakan menggunakan sumber daya lokal pula," ungkapnya.

Tjut Zakiyah Anshari, Field Officer Media Puskakom Surabaya, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan tindak lanjut Pertemuan Pertalian Konten Antara Jurnalis Warga Tulungagung Dengan Media Mainstream (17/5) lalu. "Kesempatan seperti ini bagi Jurnalis Warga Tulungagung, menjadi bagian peningkatan kapasitas, yang belum tentu diperoleh warga masyarakat lain, bahkan wartawan media mainstream," ungkapnya.

Sebelumnya, Selasa (23/7), bertempat di gedung pertemuan Muhammadiyah Tulungagung, JWTA telah menandatangani Memorandum of Understanding [MoU] dengan Radio LIIUR FM Tulungagung. Dengan kerjasama ini, seluruh anggota JWTA berkesempatan menjadi reporter berita dan Co Host di jalur frekuensi 90,9 Mhz. Pada acara yang difasilitasi Puskakom Surabaya dan Kinerja USAID ini, disampaikan Yayan Sakti Suryandaru, Program Manager, pencapaian prestasi JWTA tingkat Jawa Timur menempati peringkat tertinggi, dengan skor tertinggi 2,6. Disampaikan pula bahwa hasil dari Festival Jurnalis Warga yang digelar di Makasar yang mengamanatkan kesempatan Jawa Timur untuk menggelar festival serupa di tahun 2014. "Jika prestasi JW Tulungagung semakin meningkat, kiranya kota ini sangat layak untuk menjadi tuan rumah Festival Jurnalis Warga Nasional 2014," tegas Yayan pada kesempatan itu. (Siwi Sang, Jurnalis Warga Tulungagung, Puskakom – Kinerja USAID)

Jurnalis Warga Menulis Berita Televisi Jurnalis Warga Menulis Berita Televisi Reviewed by Unknown on October 09, 2016 Rating: 5

#FBM2017

#FBM2017